Budaya Etika Demokrasi Gus Dur
Pertama, budaya demokrasi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (human dignity). Bagi Gus Dur, demokrasi tidak hanya berupa prosedur dan angka-angka elektoral. Demokrasi adalah bentuk perlindungan dan perwujudan dari harkat dan martabat kemanusiaan. Oleh karena itu, Gus Dur menentang terhadap demokrasi yang mengabaikan harkat dan martabat kemanusiaan.
5 Edukasi Terakhir
- Pernyataan Sikap Universitas Islam Indonesia: Kemunduran Demokrasi di Indonesia 02 B 2024
- Petisi Bulaksumur 02 B 2024
- Menjadi Pemilih yang Berkualitas, Bermartabat, dan Berdaulat 01 B 2024
- Bentuk-Bentuk Pelanggaran Pemilu & Cara Menyikapinya 01 B 2024
- Manifesto Gardu Pemilu: Menciptakan Pemilu Jujur, Adil, Damai, dan Bermartabat 01 B 2024
Kedua, etika kesejahteraan manusia (human prosperity). Bagi Gus Dur, demokrasi bukan cuma alat untuk merebut kekuasaan dan menjalankan sistem pemerintahan. Demokrasi adalah sarana untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh manusia, khususnya warga bangsa dan kemaslahatan publik (maslahatil ummat).
Ketiga, budaya anti kekerasan (non violence). Demokrasi anti kekerasan merupakan etika yang dipertahankan dan dijalankan secara konsisten oleh Gus Dur. Hal ini ditunjukkan ketika Gus Dur dilengserkan dari kekuasaan. Pada saat itu Gus Dur memiliki kesempatan untuk mempertahankan jabatannya sebagai presiden. Jutaan orang sudah siap mengorbankan nyawa untuk membela Gus Dur. Tapi, Gus Dur dengan sukarela meninggalkan istana dan memerintahkan pendukungnya untuk pulang ke rumah. Secara tegas Gus Dur menyatakan: “Tak ada jabatan yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah.”
Keempat, etika menjunjung tinggi konstitusi. Bagi Gus Dur, dalam demokrasi, konstitusi merupakan pijakan utama sekaligus pengikat untuk mengatur berbagai perbedaan kepentingan dan keberagaman yang ada. Jika demokrasi tidak lagi taat pada konstitusi maka yang terjadi adalah kekacauan. Dengan kata lain, konstitusi adalah “kitab suci” yang harus dijunjung tinggi dan djadikan pedoman dalam kehidupan sosial politik.
Itulah teladan dari Gus Dur dalam membangun budaya dan etika demokrasi.